Cinta memang begitu gila, terkadang asik dan terkadang juga menyakitkan. Ini adalah cerita pengalaman kawan saya, yang begitu ingin mendapatkan cewek gebetannya. Mugnkin itu lah dia, cinta memang butuh pengorbanan. Dan dari pengorbanan itu wanita melihat seberapa besar kita ingin memilki wanita tersebut. Dan lelaki tersebut hanya menunggu dua jawaban dari wanita itu. Apakah saya diterima atau justru sebaliknya ditolak ? Nama kawan saya ini berinisial R dan disini saya buat aja namanya Coki. Coki lagi memiliki gebetan yang satu kampus dengan dia. Gebetan coki berinisial N dan disini saya buat namanya Bunga. Bunga adalah wanita yang memiliki kepribadian yang sederhana dan begitu juga sikapnya yang baik, ramah dan cantik. Dari itulah Coki mulai jatuh hati kepada Bunga. Coki mulai berubah dengan dari malas datang ke kampus menjadi lebih rajin, biasanya datang ke kampus hanya pada waktu masuk kuliah saja menjadi datang lebih cepat. Dan dari penampilan yang kurang rapi menjadi rapi, yang pastinya dari kejadian itu membawa Coki menjadi lebih baik. Coki mulai sering mengajak Bunga untuk jalan dan makan sama, dan Bunga pun mulai memberi sedikit harapan kepada Coki. Hari-hari Coki menjadi lebih indah karna kehadiran Bunga di hatinya.
Suatu hari Coki datang ke kampus dan tidak ada melihat belahan jiwanya, lalu dia bertanya kepada teman Bunga dan Coki pun mendengar kabar kalau Bunga sedang sakit di kost. Dia langsung menelpon bunga, dia baru sadar kalau pulsanya dah kandas. Jadi dia tidak jadi untuk menelpon Bunga. Dan memang hari itu Coki sama sekali gak megang duit. Perasaan Coki agak sedikit berbeda, dan dia pun baru sadar kalau sampai siang ini pun dia belum makan. Begitu pula dengan keadaan perutnya yang ingin diisi. Dia langsung bergegas untuk menjumpai kawannya untuk meminjam duit.
Tiba-tiba kawannya pun berkata ama Coki kalau dia pun gak ada duit, " tapi kalau Rp. 5.000 mungkin ada ucap kawanya ". Coki pun menjawab " Ya udah lah gak apa-apa, itu pun jadi". Coki langsung bergegas untuk membeli nasi yang harganya Rp. 5.000. Setelah dia sudah memegang satu bungkus nasi yang di dalam plastik, dia pun teringat kepada belahan jiwanya yaitu Bunga. Dalam benaknya dia hanya ingin melihat Bunga saja lalu pulang. Dia pun memutar keretanya ke arah kost Bunga. Sesampai di kost Bunga, Coki pun bertemu dengan Bunga dan melihat muka Bunga yang begitu pucat.
Coki : Bunga sudah makan !!
Bunga : ( dengan hanya memberi senyuman)
Coki : Blom makan yah??
Bunga : Blom sih memang ki.
Coki : Klo gak ini aja lah untuk Bunga ( dengan memberi plastik yang berisi nasi )
Bunga : ( langsung menerima dari tangan Coki). Makasih ya ki.
Coki : Iyah, Smoga cepat sembuh ya Bunga.
Bunga : Bukan ngusir yah, tapi Bunga mesti istirahat dulu ya ki.
Coki : o iyah. Klo gitu Coki pamit pulang lah yah.
Bunga: hati-hati ya ki.
Coki : (menghidupkan kereta sambil menekan gas)
Coki pun langsung bergegas ke kampus karena dia masuk kuliah. Dengan lesu dan laparnya dia duduk di ruangan sambil mendengarkan dosen menerangkan. Dibenaknya " mengapa lah aku kasih nasi tadi, aku jadi kelaparan disini". Mulai dari situ dia mulai berpikir " mengapa saya lebih mengurus diri orang, diriku aja belum bisa ku urus".
Malamnya Coki menelpon Bunga, pengen penjelasan dari Bunga. Agar Coki tidak selalu memikirkan hatinya yang galau dan butuh jawaban secepatnya. Bunga pun menjawab " ki sebenarnya Bunga sayang ama Coki tapi sayang sebagai teman". Mulai dari situ Coki mulai malas untuk melihat wanita dan mulai kembali seperti Coki yang dulu, yang malas ke kampus dan Coki yang tidak rapi....!!
Malamnya Coki menelpon Bunga, pengen penjelasan dari Bunga. Agar Coki tidak selalu memikirkan hatinya yang galau dan butuh jawaban secepatnya. Bunga pun menjawab " ki sebenarnya Bunga sayang ama Coki tapi sayang sebagai teman". Mulai dari situ Coki mulai malas untuk melihat wanita dan mulai kembali seperti Coki yang dulu, yang malas ke kampus dan Coki yang tidak rapi....!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar